Minggu, 29 September 2013

Rosya bukan Rapunzel





Rosya suka sekali membuat prakarya. Banyak yang sudah dibuatnya dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Kaleng pensil, hiasan dinding, figura foto, tas mungil, dan banyak lagi. Hampir setiap hari Rosya membuatnya. Namun sayang, Rosya menjadi anak yang pendiam dan tak banyak bergaul. Kegiatannya membuat prakarya itu sudah membuatnya tak beranjak keluar rumah, selain untuk sekolah.

Sebenarnya, Rosya adalah anak yang cantik. Dia memiliki rambut yang indah, hitam, dan panjang. Karena tak jarang sang bunda sering merawat rambut Rosya sambil menemaninya membuat prakarya.

Pada suatu hari, saat di sekolah. Pak guru memberikan tugas prakarya yang dikerjakan berkelompok. Berhubung Rosya sudah sering membuat prakarya, maka dengan mudah dia mengarahkan teman-temanya. Setelah sepakat, kelompok Rosya akan membuat hiasan dinding berbahan kain flanel.

Keesokan harinya, Sarah, Irul, Mita, dan Galih berkumpul di rumah Rosya untuk mengerjakan tugas yang diberikan Pak Guru. Rosya menggambar pola. Sarah dan Mita memotong pola yang sudah selesai digambar. Sedangkan Irul dan Galih menyiapkan alas untuk menempelkan pola-pola nantinya.

Akhirnya tugas itupun selesai dalam waktu dua jam. Ditemani keripik dan es jeruk bikinan ibu Rosya. Rosya mencoba menggantungkannya di tembok kamarnya. Mereka nampak puas melihat hasilnya.

Hari pengumpulan tugas pun datang. Prakarya buatan kelompok Rosya yang mendapat nilai paling tinggi. Pak Guru memutuskan untuk mengikutsertakan kelompok Rosya untuk mewakili lomba bulan depan. Rosya sangat bahagia sekali.

Hari demi hari, bulan demi bulan. Rosya yang dulu pendiam telah berubah. Kini dia mempunyai banyak teman. Namun sayang, selain itu Rosya juga berubah menjadi anak yang sok dan suka mengatur. Dia merasa paling baik yang sudah memberikan piala kejuaraan untuk sekolahnya.

Dandanan rambutnya yang dulu hanya dikuncir ekor kuda. Sekarang juga berubah. Banyak jepit rambut yang menghiasi rambutnya. Kadang di kuncir dua, tak jarang pula di kepang. Dia sering memamerkan keindahan rambutnya dan mencela teman-temannya. Sarah, Irul, Mita, dan Galih, teman-teman sekelompoknya dulu, sedih melihat perubahan sifat temannya itu.
 
Pada suatu hari, Rosya sedang sibuk membuat prakarya di kamarnya. Namun Rosya sudah sangat mengantuk. Dia tertidur sebelum prakarya itu selesai. Tanpa dia sadari, lem mengenai rambut panjangnya.


Paginya saat Rosya bangun. Dia sangat terkejut. Rambut yang selalu dibangga-banggakannya di sekolah terlihat kusut, lengket dan lusuh. Rosya pun menangis. Dengan berat hati, selesai dia mandi ibu mengajaknya ke tempat potong rambut. Rambutnya yang dulu panjang sampai pinggang, kini pendek sudah.

Sesampainya di sekolah, banyak teman-temannya yang menanyakan mengapa rambutnya menjadi pendek. Namun Rosya terlalu malu mengakui kejadian sebenarnya. Dalam hati Rosya mengakui. Mungkin ini semua terjadi karena dia terlalu sombong. Rosya berjanji untuk menjadi anak yang baik dan tak sombong lagi.

Kode Smiley Untuk Komentar


:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m  

0 komentar:

Posting Komentar