Rosya suka sekali membuat
prakarya. Banyak yang sudah dibuatnya dengan memanfaatkan barang-barang bekas.
Kaleng pensil, hiasan dinding, figura foto, tas mungil, dan banyak lagi. Hampir
setiap hari Rosya membuatnya. Namun sayang, Rosya menjadi anak yang pendiam dan
tak banyak bergaul. Kegiatannya membuat prakarya itu sudah membuatnya tak
beranjak keluar rumah, selain untuk sekolah.
Sebenarnya, Rosya adalah anak yang
cantik. Dia memiliki rambut yang indah, hitam, dan panjang. Karena tak jarang
sang bunda sering merawat rambut Rosya sambil menemaninya membuat prakarya.
Pada suatu hari, saat di sekolah. Pak
guru memberikan tugas prakarya yang dikerjakan berkelompok. Berhubung Rosya
sudah sering membuat prakarya, maka dengan mudah dia mengarahkan teman-temanya.
Setelah sepakat, kelompok Rosya akan membuat hiasan dinding berbahan kain
flanel.
Keesokan harinya, Sarah, Irul, Mita,
dan Galih berkumpul di rumah Rosya untuk mengerjakan tugas yang diberikan Pak
Guru. Rosya menggambar pola. Sarah dan Mita memotong pola yang sudah selesai
digambar. Sedangkan Irul dan Galih menyiapkan alas untuk menempelkan pola-pola
nantinya.
Akhirnya tugas itupun selesai dalam
waktu dua jam. Ditemani keripik dan es jeruk bikinan ibu Rosya. Rosya mencoba
menggantungkannya di tembok kamarnya. Mereka nampak puas melihat hasilnya.
Hari pengumpulan tugas pun datang.
Prakarya buatan kelompok Rosya yang mendapat nilai paling tinggi. Pak Guru
memutuskan untuk mengikutsertakan kelompok Rosya untuk mewakili lomba bulan
depan. Rosya sangat bahagia sekali.
Hari demi hari, bulan demi bulan.
Rosya yang dulu pendiam telah berubah. Kini dia mempunyai banyak teman. Namun
sayang, selain itu Rosya juga berubah menjadi anak yang sok dan suka mengatur.
Dia merasa paling baik yang sudah memberikan piala kejuaraan untuk sekolahnya.
Pada suatu hari, Rosya sedang sibuk
membuat prakarya di kamarnya. Namun Rosya sudah sangat mengantuk. Dia tertidur
sebelum prakarya itu selesai. Tanpa dia sadari, lem mengenai rambut panjangnya.
Paginya saat Rosya bangun. Dia sangat
terkejut. Rambut yang selalu dibangga-banggakannya di sekolah terlihat kusut,
lengket dan lusuh. Rosya pun menangis. Dengan berat hati, selesai dia mandi ibu
mengajaknya ke tempat potong rambut. Rambutnya yang dulu panjang sampai
pinggang, kini pendek sudah.
Sesampainya di sekolah, banyak
teman-temannya yang menanyakan mengapa rambutnya menjadi pendek. Namun Rosya
terlalu malu mengakui kejadian sebenarnya. Dalam hati Rosya mengakui. Mungkin
ini semua terjadi karena dia terlalu sombong. Rosya berjanji untuk menjadi anak
yang baik dan tak sombong lagi.
0 komentar:
Posting Komentar